Sprei dan Bedcover Cantik Aneka Motif Ada Disini

Toko Sprei dan Bedcover Online

Wednesday, March 03, 2010

Hati (/-Hati)

Kalau ada yang bilang otak adalah bagian tubuh yang paling keren untuk menilai seseorang pintar atau nggak, pendapat itu bukanlah suatu hal yang haram untuk disetujui atau dibantah. Dan kalau sorot mata adalah tolok ukur yang bisa bikin kita tahu seseorang berbohong atau nggak, itu adalah opini yang nyaris semua orang percaya. Dan semua bagian tubuh mungkin bisa di-klaim sebagai cerminan diri kita. Begitupun dengan hati.

Setelah melewati perjalanan panjang selama bertahun-tahun, semenjak pertama tersentuh oleh belaian tangan ibu, hati manusia telah ditempa berbagai macam hal. Betapa menyenangkannya ketika seseorang mampu menyimpan kebahagiaan dan kesedihannya dengan rapi di dalam hati dan bersamaan dengan itu dia mau membaginya dengan yang lain.

Tentu saja, ini akan seperti kue chiffon yang dibelah sedikit tanpa menambahkan krim atau apapun diatasnya. Bila perlu, kita bikin potongan kue itu sepantas mungkin tanpa banyak embel2, tanpa banyak kebohongan, tanpa ditambah2in, dan kita beri dia alas agar nampak manis, dalam artian tak menyinggung, menimbulkan dendam, dan sebagainya.

Berharaplah bahwa kue itu akan ditaruh di almari es agar mengeras dan tak berubah bentuk, walaupun nantinya akan dimakan. Jika kue itu menggiurkan orang lain, maka berharaplah kue itu dibagi dengan benar, bukan diiris permukaannya saja agar tidak menjadi fitnah. Maka, hati-hatilah dengan hatimu.

Jangan jadi penjual kue yang akan membungkus sepotong dua potong kue ke dalam kardus saat ada yang membayar dengan setumpuk uang dan menikmati percampuran yang unik antara gula, tepung, telur dan mentega yang telah kau buat. Berikanlah potongan kuemu pada yang kau percaya, dan singkirkan remah-remahnya.

Karena setiap orang berpotensi menjadi kawan, maka berbagilah dengan mereka. Dan karena mereka pun berpotensi menjadi lawan, berhati-hatilah saat akan membaginya dengan yang lain.

Tuesday, March 02, 2010

My Current Job: Lumayan Lah...

Ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan saat melamar pekerjaan. Udah banyak yang mengulas tentang hal ini. Dan bagi aku pribadi, jarak tempat kerja dengan rumah, gaji, dan kesesuaian bidang pekerjaan dengan ilmu yang sudah aku dapat jadi pertimbangan utama.

Kalo jarak tentu saja akan mempengaruhi budget transportasi (due to the fact that I cannot ride a motorcycle) dan ngefek juga seandainya ntar hujan deres or gimana2. Gaji mah udah mutlak gak usah ditanyain. Hehe... Tapi selama pekerjaan itu bikin aku enjoy (terutama karena bidangnya sama ama ilmu yang udah aku dapet selama ini), gaji nggak seberapa besar pun gak masalah. Dan satu lagi: Suasana tempat kerja.

So far, I am really thankful to God karena temen2 kerjaku gokil2 semua. Mungkin karena pengaruh tempat kerja yang serba santai (mulai dari pakaian, jam kerja yang lumayan siang: 8.30, boleh pake sandal, bisa bikin kopi, mie instan, numpang nge-charge hape and bisa akses internet gratis dan yang paling penting nggak perlu ketemu customer.

Gimana mau ketemu, lha wong kerjaku aja jadi product reviewer (or kadang2 bikin artikel buat Ezine juga). Lokasi kerja tuh di rumahnya orangtuanya pak Bos di daerah Mayjend Sungkono Surabaya. Di perumahan dengan lokasi blok pojokan pula. Perfect. Tenang and menyenangkan. Walopun gaji biasa2 aja alias std, ya kagak apa2 lah.

Sebenernya, pengen banget aku nyambi kerja sampingan, tapi belum tau apa itu dan ama siapa aku bisa menjalankannya. Maunya sih yang masih bau2 internet begono, biar bisa sekalian kerjanya. Sambil menyelam minum nutrisari. Wkwkwkwk... Kalo dipikir2, kerja online itu enak. Gak ribet and kalo telaten bisa dapet banyak juga.

Sempat beberapa kali ingin keluar dari pekerjaanku yang sekarang, dengan dalih bisa dapet kerja yang ada jenjang karirnya. Terus terang aja nie ya, aku udah sedikit ngerasa bosen. Kalau nggak gara2 temen2 yang kenthir2, aku nggak yakin bakalan sanggup bertahan selama ini. Tapi kalo dipikir ulang lagi, aku harus berkaca pada kenyataan.

Sengotot apapun kukejar pekerjaan itu, nggak bakalan oke jadinya kalo belum rejekiku. Tempo hari pernah dapet kerjaan serupa kayak disini. Berhubung ada sesuatu hal, makanya aku nggak ambil. Ya udah deh, mungkin harus bertahan disini dulu ya. Yang paling aku hargai dari pekerjaan ini adalah peraturan yang fleksibel and bos yang punya toleransi tinggi banget.

Kebebasan macam yang aku sebutkan diatas itu kayake jarang banget ada di tempat kerja yang lain. Buktinya, beberapa temanku yang udah keluar mengeluh kalo di tempat kerjanya yang baru nggak bisa kayak di tempatku ini. Dan satu lagi, aku suka banget punya bos yang profesional. Nggak pernah marah yang meledak-ledak. Entah, apa itu efek pekerjaannya yang juga sebagai trainer. hehe...

Selama kekurangan masih bisa ditutupi dengan hal2 lain yang bisa bikin kita enjoy, nampaknya masih bisa ditolerir. Tapi kalo lama2 aku udah bosen and stuck, nggak ada jalan lain selain keluar dari sini. Betul nggak? Hehe...

Nikmatnya Menulis

Nulis bagiku bukanlah hal yang amat asing, karena pada dasarnya menulis adalah kebutuhan. Selama ini, orang2 menganggap penulis adalah para sastrawan. Padahal menurut urain yang pernah kubaca dan ditulis oleh Jonru, yang punya situsnya Penulis Lepas, pada dasarnya semua orang adalah penulis. Mereka menuliskan banyak hal yang terkadang sudah tertahan beberapa lama, mengendap dan akhirnya tertuang bersamaan dengan munculnya ide2 segar yang bakal melengkapi tulisan itu.

Sebenernya, aku nggak tau apa sih yang bakalan aku tulis. Tema spesifik nggak ada, tapi aku sekarang menikmati gerak tanganku yang nampaknya mendapat energi dari otak untuk terus menekan tombol2 keyboard dan menuliskan sesuatu. Mungkin enaknya ngomongin proses menulis aja kali ya..

Proses menulis atau proses kreatif menurutku adalah sesuatu yang sedikit misterius. walaupun seseorang bisa menjelaskan detail bagaimana ia bisa mendapatkan ide, namun tetap saja ada sesuatu yang menurutku nggak gampang untuk dijelaskan dengan kata2. Sesuatu itu tersimpan di tempurung kepala dan terkunci rapat. Nikmatnya menulis bagi tiap orang pastilah berbeda. begitupun proses mendapatkan ide.

Fakta klasik yang harus selalu diingat adalah bahwa meletakkan jari2mu diatas keyboard sambil memandangi layar komputer nggak akan bikin kamu menghasilkan tulisan yang extraordinary kalo mood nulis lagi nggak bagus dan feel nya "belum datang". So, Aku mencoba mempraktekkan apa yang dibilang oleh penulis novel muda berbakat Stefani Hid. Memang acuanku selama ini kebanyakan mereka yang bikin karya2 fiksi, because aku nggak begitu ngeh soal proses kreatif bikin tulisan or buku non fiksi.

Dia pernah bilang kalo dia nggak akan nulis kalo lagi nggak kepengen nulis. Katanya, kalo nulis dipaksakan bisa mengakibatkan writer's block atau istilahnya kebuntuan ide. Sesuatu itu kalo dipaksa2 malah nggak dateng. Dan aku setuju dengan hal itu. Menurutku, ide yang datang tiba2 adalah sesuatu yang amat indah dan patut disyukuri. Dan memang menulis sendiri bukanlah sesuatu yang mudah.

Maka, jangan anggap saya setuju dengan orang yang bilang kalo "menulis itu gampang". Nggak banget. Bagi orang berbakat mungkin akan amat mudah, dan tentu saja dengan bantuan kemauan untuk mengasahnya. Dan kesulitan menulis terutama (menurut Budi Darma) disebabkan karena kekaburan persepsi seseorang dalam memandang dan menganalisa suatu masalah. Kekaburan disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan daya analisa yang lemah.

Yang jelas, menulis itu nikmat sekali. Bahkan, terkadang bisa jadi tempat pelarian yang melegakan, melebihi leganya hati setelah menceritakan masalah dan keluhan kita pada orang2 dekat. Tulisan tak akan pernah mengkhianatimu (kecuali kau meletakkannya atau mengepostnya sembarangan). Tulisan itu saksi bisu, yang tetap mengijinkanmu menjaga sejengkal lahan yang kau sebut sebagai rahasia di palung hatimu.

Bagiku sendiri, menulis cerita lebih sulit, karena aku bukan penjabar karakter yang baik. Aku lebih suka menulis kalimat-kalimat singkat atau larik-larik pendek dalam beberapa baris untuk mewakili keseluruhan perasaanku tenatng sesuatu hal. Bagaimana denganmu?

Syukuri Apa yang Ada

Judul postingan boleh aja berupa penggalan syair lagu dari D'Massiv, tapi bukan berarti kata2nya bakalan dibikin se-mellow lagunya. No no babe. Aku nggak berbakat buat jadi orang yang mellow2 begono. Ya udah lah. Sekarang, let's talk about life. Waduh, berat bangetz yah topiknya? Nggak kok, ini cuma lagi ngomongin seseorang yang kadang suka berambisi berlebihan namun suka gak mengukur kemampuan diri sendiri.

Setelah menyadari betapa bodohnya dia karena memiliki kemampuan yang super pas-pasan, yang dia lakukan hanyalah minder yang berkepanjangan dan ujung2nya takut ngapa2in. What a contrast feeling. Tapi ya emang begitulah aku. Sering kagak jelas pengennya apa, harus ngapain, dan gak bisa mengukur serta memandang segala sesuatu dengan sudut pandang yang benar. masih ngglambyar aja pikiran ini kemana2. Suka nggak fokus.

What about you? Nyadar atau nggak, semua orang pasti pernah ngalamin yang namanya kepengen ini dan itu disaat yang bersamaan. dan keinginan itu nampak impossible bangetz buat dipenuhin. Walopun kadang2 beberapa orang suka menerima keajaiban berupa pemenuhan keinginannya yang tiba2 aja terjadi.

Beberapa diantaranya memperoleh apa yang diimpikannya disaat dia nyaris lupa dan gak mikirin sama sekali apa yang pernah diinginkannya begitu rupa hingga dia kayaknya hampir gila kalau2 nggak bisa ngedapetin sesuatu itu. Dan orang2 beruntung yang lain justru mendapatkan banyak hal yang didalamnya merupakan gabungan antara sesuatu yang mereka sungguh inginkan, yang biasa2 aja alias nggak seberapa dikejar2, dan hal2 yang justru nggak diinginkan sama sekali.

Pemenuhan kebutuhan dan keinginan2 lain merupakan hal yang wajar dalam kehidupan manusia, karena untuk melanjutkan hidup, mereka butuh yang namanya hal2 baru yang entah itu adalah hasil dari reproduksi yang sebelum2nya atau baru sama sekali. Gimana kalo kemudian kita termasuk dalam golongan orang yang menginginkan sesuatu tapi nggak juga kesampaian?

The best solution menurutku adalah dengan memakai prinsip lagunya D'Massiv itu. Honestly, aku terkadang juga mengalami kesulitan untuk menjadi orang yang "nrimo ing pandum" (walaupun aku juga setuju bahwa orang2 wajib berusaha namun hasil akhirnya adalah di tangan-Nya). Yang nggak boleh dilakukan adalah menyerah saat belum berusaha sama sekali, namun tetap memegang kendali diri jika memang hasil yang kita dapatkan bukan yang kita harapkan.

Aku berusaha menerima doktrin bahwa Dia lebih tau tentang apa yang kita butuhkan lebih dari diri kita sendiri. Mungkin bagi kita air hujan deras itu menyenangkan karena bisa bikin adem and seger, tapi Tuhan terkadang menurunkan hujan rintik2 karena Ia memberi kita kesempatan melihat keluar rumah dan melihat keindahan alam yang lain, bukan hanya duduk di balik jendela sambil pake selimut gara2 kedinginan.

That's the point. Kalo kita belum dikasih sesuatu yang extraordinary, mungkin kita disuruh menyiapkan mental dulu. Siapa tahu kalau kita bisa achieve impian2 kita, kita bakalan sombong. Dan kalau kita dikasih sesuatu yang great, bukan kesombongan yang harus kita nampakkan, namun rasa bangga karena kita dipercaya untuk memanggul tanggung jawab yang besar di balik sesuatu yang besar yang diberikan ke kita.

Monday, March 01, 2010

Bosen... Enjoy... Bosen... Enjoy...

Banyak hal yang mewarnai hidup kita selama ini. Dan hal2 itu pada dasarnya hanya menimbulkan dua reaksi: senang dan susah. Itu sudah termasuk reaksi "agak" dan "cenderung". Uniknya, hati adalah bagian tubuh paling fleksibel yang bisa berubah setiap detik. Reaksi terhadap sebuah kejadian bisa jadi tak mengenakkan di awal, namun berubah menjadi antusias di menit kemudian.

Dan pandangan tersebut, menurut yang dikatakan seseorang kepadaku, amat dipengaruhi oleh cara pandang dan reaksi kita terhadap suatu hal. Maka, kalo kamu pengen selalu merasa bahagia di dalam kehidupanmu yang notabene nggak selalu diwarnai kebahagiaan, sugestilah pikiranmu bahwa apapun yang terjadi pasti akan membuatmu lebih baik. Anggaplah bahwa kesemua hal yang kamu alami adalah pembelajaran hidup yang amat berharga.

Gini aja, gak usah muter2 dah. Intinya, kita ini kudu positive thinking. Dengan begitu (kata temen2 yang tau sedikit ama kaitan ilmiah2 gitu), tubuh kita bisa memproduksi hormon2 yang meningkatkan semangat kita dan bisa mempengaruhi kekebalan tubuh juga. Kalo kita negative thinking, kita bakalan stress and ujungnya apa kalo nggak sakit??

Makanya, sekarang mendingan membiasakan diri untuk positive thinking. Anggep aja kita ini udara yang bebas melayang dan sekali waktu dikalungi pelangi. Itu medali buat kita yang udah berhasil menjelajah kehidupan yang beraneka warna. Pelangi muncul saat ada hujan dan panas matahari yang hampir bersamaan. Dan itulah pelajaran hidup, hadir menyelip di sela-sela kebahagiaan dan kesedihan. Jangan jadi orang egois dengan hanya mengharap kebahagiaan :-)

Mystery of Human Mind

Entahlah, terkadang pikiran ini nggak bisa ditebak kemana arahnya. kadang2 juga, pikiran ini nggak mampu mencerna perkataan orang2 disekitar, karena seringkali pujian ditampilkan dengan senyum sinis di ketiaknya. Terkadang, kebaikan nampak seperti mahkota bunga yang dipanggul oleh kelopak dan tangkai yang rapuh. Sebentar saja musnah.

Apakah ini berarti bukan pikiranku yang salah, namun tingkah laku manusia bisa membingungkan manusia lain bahkan diri mereka sendiri? Namun tetap saja, membohongi diri sendiri adalah keinginan yang konyol.

Sekarang, aku juga sedang mencoba memahami posisiku. Apakah memang orang yang baik padaku selama ini adalah orang yang tulus, licik, atau malah bahkan menjebak? Ada seseorang yang kata beberapa temanku adalah the tricky person, tapi menurut beberapa yang lain adalah pribadi yang amat mengesankan, ramah, dan mengundang simpatik. Betapa karakter asli bisa semudah itu disamarkan dibalik keramahtamahan yang semu. What a life... :-)

Lama Nggak Update

Rasanya sudah berbulan-bulan kotak ide ini tak terjamah. Alasan klasik selalu saja mengejar-ngejar pikiran: lupa password. Padahal ada bantuan dari administrator yang bisa kita pake buat nemuin password yang bukannya eror, tapi sempet ngilang dari pikiran. Hehe....

Ijinkan aku menyapa teman2 (walaupun hal2 seperti apa itu follower dan gimana dapat temen pun aku belum paham). Tapi gak papa. Aku lagi pengen utak atik nih blog. Hopefully, I can find many friends, semudah dapet temen di Facebook dan jejaring sosial lain. Mari berbagi inspirasi. Met lihat2 blog baruku ya.... :-)

Thursday, July 23, 2009

Hi All

Halo... ni blog punyae Linna

Feel free to give comments buat apa aja yang udah diposting disini ya.

Salam...

Jabat Erat...