Sprei dan Bedcover Cantik Aneka Motif Ada Disini

Toko Sprei dan Bedcover Online

Monday, March 08, 2010

Kenapa Membaca Sastra?

Satra seringkali dianggap sebagai sesuatu yang berat dan tak terjangkau. Bahasa terlalu tinggi, dan makna terlalu dalam. Padahal kalo dipikir-pikir, nggak semua hal tentang sastra seperti itu kok. Yang jelas, sastra lebih menyenangkan untuk dibicarakan daripada potilik. Dan sungguh, tak ada maksud untuk mendiskriminasi topik itu dan membanggakan ilmu yang telah aku pelajari selama ini.

Tapi memang begitulah adanya. Politik semakin nggak karuan, dan tak mencerminkan keinginan rakyat sama sekali. Dan sastra merekamnya dalam rangkaian kalimat-kalimat manis yang terkadang sinis, dalam bait-bait puisi, dalam dialog drama, dan sebagainya. Karena sastra sejatinya adalah cermin kehidupan.

Penyair menuliskan sajak-sajak mereka dengan airmata, dengan kerinduan dan kebencian, dengan kebahagiaan dan kesedihan. Mereka menangkap burung terbang sebagai gejala yang berbeda. Kepala dipenuhi dengan pikiran-pikiran yang terkadang abstrak dan tak terjamah. Namun dituangkannya semua itu dalam puisi yang layak kita renungkan.

Dan para novelis menyuarakan kritiknya lewat tokoh-tokoh yang dibuatnya dalam cerita panjang yang pada gilirannya akan bermuara pada satu titik akhir. Mereka mencipta manusia dalam cerita seperti yang mereka lihat, mereka rasa, dan mereka inginkan. Sedangkan politik menyajikan boneka-boneka yang memakai lisptik dan dasi yang terkadang ditertawakan karena norak dan malu-maluin.

Dalam sastra, kita adalah dokter yang membedah hati dan pikiran manusia, antar manusia, dan dalam diri manusia. Tempo hari kita membaca cerita tentang pengemis pinggir jalan, dan esok mungkin saja deretan roda-roda besi yang akan kita catat. Mimesis, begitulah orang-orang menyebutnya. Kita akan menemui dunia orang-orang yang seperti kita dan yang amat sangat berbeda dari kita.

Maka, bersiaplah untuk belajar banyak hal tentang manusia dan kehidupan. Alam semesta beserta isinya terlalu luas untuk dikatakan sebagai sumber isnpirasi yang terbatas. dan bacalah sajak-sajak yang menyejukkan, serta balada yang membuatmu menangis. Simaklah bagaimana tokoh-tokoh dalam drama saling menyapa, dan bagaimana mereka yang diceburkan dalam cerita saling bertanya.

No comments:

Post a Comment